Cairo international Bookfair 2018
(Pintu masuk bagian depan, tidak pernah sepi dari antrian masuk) |
(Tersedia Taman di sepanjang Jalan, nikmat untuk membaca, bercengkrama, bahkan bulan madu, eh. Hehe) |
(Stand Ha'ah Ammah. Sudah ramai pengunjung bahkan sebelum dibuka. Kami berebut kitab berkualitas harga miring. Tahafut Falasifah dan Tahafut Tahafut saya dapatkan hanya dengan 8 LE & 12 LE) |
(Stand Saudi. Terbesar, Termegah, Termewah, dan Termahal tentunya. Hehe) |
Catatan :
1. Cairo International Bookfair 2018 (CIBF) kali ini ialah yang ke 49. Terbesar kedua di dunia setelah Frankfrut, namun Terbesar pertama dari segi jumlah buku yang dipamerkan. Jangan dibandingkan dengan IBF di UNY, jauh lebih besar sampai 25 kali lipat.
2. CIBF berlangsung selama dua pekan dari tanggal 27 Januari-10 Februari. Ada sampai 100 lebih stand tersebar, dimana ketika setiap haripun kita sempatkan berkunjung, konon, tetap tidak dapat mendatangi semua stand.
3. Disini saya benar-benar mulai belajar tentang kitab, penulis, muhaqqiq, penerbit, bahkan sampai tips dan trik. Saya menemukan surga saya disini.
4. Setidaknya dalam Perhelatan Akbar ini sekitar 2700 LE uang saya habis disini. Besar atau tidak ialah relatifitas. Dua pertimbangan saya : sebelum harga kitab naik setiap tahunnya, dan sebelum mata uang pond menguat sehingga mengeluarkan 100 LE kelak benar-benar seperti 100 K.
5. Sedari awal, saya target setidaknya dalam masa 14 hari sekitar 10 hari saya dapat selalu berkunjung. Walau hanya sekedar melihat-bertanya tanpa membeli. Namun kewajiban DL membuat saya harus realistis. Saya turunkan menjadi 7 hari. Dan sayang beribu sayang, sampai Ma'rod selesai, saya hanya dapat menyentuh angka enam. Saya sangat sangat menyesal. Padahal, kalau saja mau rutin dan nekat menyempatkan, bisa benar-benar mendapat malakah kitab.
6. Kini, saya hanya bisa menunggu agar ia datang kembali. Semoga tahun depan masih berkesempatan.
Komentar
Posting Komentar