BRCH (19) : Kunjungan Prof. Din Syamsuddin

Kamis, 8 Maret 2018

Hari ini Bapak Prof. Dr. Din Syamsuddin melawat ke Mesir. Mantan ketua umum PP Muhammadiyah tersebut datang bersama perwakilan lainnya (Ahmad Imam Mujahid Rais, Anizar, dlsb) dalam rangka menyampaikan surat presiden kepada Graind Syaikh Al Azhar Dr. Ahmad Tayyeb. Disamping itu, rombongan menyempatkan mampir bertemu dengan Warga Muhammadiyah di Mesir yang di mediasi oleh PCIM Mesir.

Saya mencoba mengejar kesempatan dialog intensif dengan beliau namun tidak kesampaian. Kadang-kadang berharap kepada senior juga harus siap kecewa. Saya sempat dijanjikan untuk dapat turut serta ke Hotel, sayang terlupakan disamping sedikit kurang cekatan membaca peluang. Walau begitu, menuruti kekecewaan juga tidak menguntungkan sepenuhnya.

Setidaknya saya siap dan mau belajar lagi. Kepada siapapun, dimanapun, dan bagaimanapun. Kesalahan ialah keniscayaan sebelum sampai pada tingkat selanjutnya; bagi yang sadar bila dirinya ialah makhluk pembelajar.

Dalam dialog interaktif beberapa resume dapat saya buat. Saya mengharuskan dan membiasakan membuat ringkasan begini. Agar tinta saya tidak cepat kering.
________

Resume Dialog Interaktif PCIM Mesir bersama Prof. Dr. H. Din Syamsuddin

Oleh : Hidanul Achwan

1. Saat ini sudah tersebar 18 PCIM dan 7 sister organization di dunia. Sister Organization tidak terikat struktural, namun memiliki kesamaan dalam faham dan gerakan. Diantaranya tersebar di Malaysia, Kamboja, Thailand, Timor Leste, dlsb.

2. Dalam melebarkan sayap pergerakan, segera akan ada Universitas Muhammadiyah di Malaysia. Sementara saat ini akan dibangun Sekolah Muhammadiyah di Melbourne, Australia.

3. Perlu disadari, status PCIM tetaplah cabang. Hanya saja, karena Istimewa, mendapatkan SK langsung dari PP. Tidak seperti Cabang dalam negeri yg mendapat SK dari Pimpinan Daerah/PDM.

4. Diantara fungsi PCIM ialah perpanjangan tangan Muhammadiyah, sbg gerakan dakwah, shg dapat berdakwah di wilayahnya. Baik kepada Masyarakat Indonesia sendiri, atau penduduk asli negara setempat.

5. PCIM juga sebagai  "Kedutaan Besar Muhammadiyah" untuk negara setempat atau sebagai Proxy of Muhammadiyah. Berfungsi untuk menghubungkan siapapun dengan Muhammadiyah yang ada dimanapun.

6. PCIM Mesir, karena mayoritas beranggotakan mahasiswa, harus memiliki dakwah dalam arti khusus.  Seperti mengadakan kegiatan yg mendorong kemajuan akademik anggotanya. Diantara indikatornya, lulus cepat dengan nilai minimal mumtaz atau jayyid jiddan.

7. Al Azhar ialah universitas tertua, namun bekasnya sangat luar biasa. Paham Muhammadiyah sendiri in line with School of thought Al Azhar, sekalipun terdapat beberapa perbedaan. Akarnya dapat kita temui dari pemikiran Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha yg menginspirasi K.H Ahmad Dahlan dalam melakukan pembaharuan.

8. Muhammadiyah membawa semangat At- tawazun baina tajrid wa tajdid. Keseimbangan antara tajrid dan tajdid. Tajrid dimaknai mencukupkan diri dengan apa yg dibawa rasul atau dimaknai sebagai purifikasi. Sedangkan Tajdid dimaksudkan sebagai modernitas sesuai perkembangan zaman. Namun, sebagaimana Rasyid Ridho mengatakan, wilayah tajrid hanya dalam aqidah dan ibadah mahdhoh. Sementara dalam mu'amallah Muhammadiyah menekankan Tajdid. Tidak boleh ada bid'ah keyakinan, namun harus ada inovasi dalam kebudayaan. Seperti Sekolah Modern Ahmad Dahlan, misalnya.

9. Muhammadiyah juga Islam Nusantara, karena memang terletak di Indonesia. Namun memiliki semangat berkemajuan dan pembaharuan.

10. Muhammadiyah bukan minimalis, namun proporsionalis. Walau singkat, esensinya ialah dalam penghayatan. Setelah sholat langsung selesai, bertebaran di bumi Allah. Menunjukkan etos kerja.

11. Kumpul jangan 100 orang, cukup 10 orang. Besoknya lahir rumah sakit, universitas, amal usaha. Ahmad Dahlan memahami spirit Al Ma'un kemudian melahirkan Panti Asuhan. Inilah etos spiritualitas berkemajuan. Berilmu dan beramal.

12. Muhammadiyah tidak perlu diajari kemajemukan, sebab telah menerapkannya sedari dulu. Di Kupang ada Universitas Muhammadiyah yg mayoritasnya non muslim. Di Sorong juga ada UMS, 80% non muslim. Di Jayapura pun berdiri SMP Muhammadiyah Abepura yang melahirkan banyak tokoh berpengaruh di Papua.

13. Dalam kemanusiaan, Muhammadiyah juga memiliki MDMC yg langsung bergerak dalam penanggulangan korban bencana, tanpa bertanya apa agama mereka. Inilah kemajemukan.

14. Dalam menyikapi konflik Timur Tengah, Indonesia harus bisa menjadi teladan bagi negara-negara yang sedang dirundung konflik internal antar kelompok. Indonesia dengan kemajemukan suku, bahasa dan agamanya bisa tetap utuh dalam bingkai NKRI

15. "Dahulu saya kader Golkar bahkan sampai jadi Sekjen. Namun sejak Muktamar, saya kembali ke jalan yg benar. Dalam artian memilih berjuang secara kultural melalui Muhammadiyah. Sebab perjuangan kultural juga dapat menghasilkan kekuatan politik."

Komentar

VIEWERS

Postingan Populer