BRCH (29) : Susah Menulis
Jum’at, 25 Mei 2018
Banyak sekali sebetulnya momen menarik dapat diserat dalam tulisan sebagai perenungan, khususnya di bulan mulia Ramadhan. Namun dikarenakan jadwal yang cukup padat, susah sekali meluangkan barang 30-45 menit untuk sekedar menulis. Sebetulnya ada, namun seringnya saya pakai untuk istirahat.
Walau begitu saya tetap tidak ingin merugi. Ramadhan lalu saya dapat produktif menulis bersama Ahimsa dan Nabila. Akan sangat sayang hanya karena karantina, tinta yang semestinya terus mengalir dibiarkan begitu saja kering. Maka barangkali beberapa poin penting akan saya catat sebagai pengingat. Tentu dengan harapan semoga suatu saat dapat saya kembangkan.
Pertama, tentang masyarakat elit dan salafi.
Kedua, Masjid dan pengelolaan ramah anak.
Ketiga, hanya ada dua : semangat atau sangat semangat.
Keempat, teguran didepan umum seorang jama’ah pada seorang peminta-minta di masjid.
Banyak sekali sebetulnya momen menarik dapat diserat dalam tulisan sebagai perenungan, khususnya di bulan mulia Ramadhan. Namun dikarenakan jadwal yang cukup padat, susah sekali meluangkan barang 30-45 menit untuk sekedar menulis. Sebetulnya ada, namun seringnya saya pakai untuk istirahat.
Walau begitu saya tetap tidak ingin merugi. Ramadhan lalu saya dapat produktif menulis bersama Ahimsa dan Nabila. Akan sangat sayang hanya karena karantina, tinta yang semestinya terus mengalir dibiarkan begitu saja kering. Maka barangkali beberapa poin penting akan saya catat sebagai pengingat. Tentu dengan harapan semoga suatu saat dapat saya kembangkan.
Pertama, tentang masyarakat elit dan salafi.
Kedua, Masjid dan pengelolaan ramah anak.
Ketiga, hanya ada dua : semangat atau sangat semangat.
Keempat, teguran didepan umum seorang jama’ah pada seorang peminta-minta di masjid.
Komentar
Posting Komentar