Tentang Niat
Segala tugas, rapat, deadline, kewajiban, dan kesibukan lainnya yang banyak menyita waktu utama kita, jangan sampai deh sekedar berlalu lewat begitu saja. Sempatkan sejenak diawal untuk diniatkan. Sesederhana untuk menyenangkan hati orang lain, bersilaturahmi dan tentu saja puncaknya mencapai ridha Allah Swt.
Yang terakhir ini memang paling sulit, bahkan paling mudah terbelokkan. Jangankan dalam organisasi, ketika belajar yang jelas wajib dan berpahala saja, sewaktu-waktu niat kita dapat berubah. Supaya dikatakan alim lah, untuk bersaing dengan orang lain lah, mendapat pekerjaan, popularitas dan banyak godaan lainnya.
Padahal, sedari awal sudah tetap untuk mencari ridhaNya.
Termasuk ketika tulisan ini dibuat pun tentu niat awalnya sebagai pengingat diri sendiri atau mungkin orang lain (demi ridho Allah Swt), namun tidak ada yang menjamin setelah dibagikan apakah niat tersebut masih murni atau bisa saja telah tercampur bisikan popularitas.
Niat memang terkesan sederhana, namun jika tidak benar-benar dijaga, bisa sia-sia segala perbuatan kita. Karenanya, tidak heran ketika Imam Sufyan Atsauri mengatakan:
ما عالجت شيئا أشد علي من نيتي
"Tidaklah aku mampu mengobati sesuatu yang lebih berat dari pada niatku sendiri,"
Zahro, Madinah Nasr,
13 Februari 2020.
Komentar
Posting Komentar