Di Depan Rak Buku Senior

Di depan koleksi buku-buku sastra, politik dan pemikiran milik salah satu senior, saya merenung. Tentang kesenjangan antara saya dan lembaran-lembaran putih coklat yang dulu sering menjadi tempat pelarian, sekaligus teman perjalanan terbaik ketika dasi masih tertempel dan berwarna abu-abu.

Setelah dasi ditanggalkan, saat kewajiban lain bermunculan, buku-buku tersebut perlahan juga ditinggalkan. Ada keinginan yang tidak lagi bisa bersatu dengan kenyataan. Jika memang hendak dipaksakan, sekalipun waktu mengizinkan, justru keduanya tak akan lekas sampai, sesuai dengan target dan cita-cita yang diharapkan.

Untuk mencapai suatu hal secara maksimal, barangkali kita memang perlu meninggalkan beberapa hal lain, atau bahkan membiarkan diri kita sejenak tertinggal dari yang lain. Bukan untuk melepaskannya sama sekali, melainkan sebagai pelecut untuk kelak mengejarnya lebih keras lagi. 

Di depan koleksi buku-buku sastra, politik dan pemikiran milik salah satu senior, saya berdoa. Semoga setelah yang diusahakan tercapai, lembaran-lembaran putih coklat tersebut kembali dapat menemani perjalanan dan hari-hari saya lagi. 

Darbul Ahmar, 
11 Desember 2019. 

Komentar

VIEWERS

Postingan Populer