BRCH (26) : 1 Mei 2017


Selasa, 1 Mei 2018

Belakangan pikiran saya terputar kebelakang merenungi kenangan-kenangan yang masih ada atsarnya di HP. Upgradding Mugacil, IPM, kebersamaan di asrama, dlsb. Sebetulnya cukup membuang waktu melakukan flashback-flashback melenakan. Namun setidaknya saya tersadar sudah cukup jauh melangkah. Terlalu  naif untuk tidak menambah estafet perjuangan.

Diwaktu bersamaan, tepat satu tahun lalu, 1 Mei 2017, peristiwa sakral pernah terjadi dan akan selalu abadi: Wisuda dan Pelepasan Santri. Ketika 6 tahun masa pendidikan telah sampai pada waktunya, kebersamaan yang terpaksa sampai pada batasnya, dan anak panah yang telah menyentuh titik terjauh daripada tali busurnya, untuk lekas terbang dan dilesatkan. Ratusan orang menjadi saksi atas jatuhnya air mata kesedihan kami; air mata perpisahan.

Sebetulnya ada alasan lagi mengapa ini menjadi begitu abadi dalam kenangan. Adalah ketika bersama Bapak dan Ibu, saya diminta maju kedepan panggung bersama Bapak Zulkifli Hasan (Ketua MPR). Lalu seketika dahi saya menuntut sujud dan pecah tangis saya yang tidak tertahankan lagi. Itu semua, ingin sekali saya menuliskannya malam ini. Tentang proses, perjuangan, kejutan, dan banyak lagi momen berharga saat itu.

Namun sepertinya tidak bisa. Kalau saya menulis akan habis waktu malam saya. Ini berarti besok akan ngantuk dan tidak siap setoran.

Saya merenung. Lalu memutuskan untuk tidur cepat. Hati saya ingin mengenang betapa sepertiga malam terakhir telah banyak merubah hidup saya. Saya ingin menghabiskan reuni di akhir malam nanti. Agar syahdu. Haru. BersamanNya.  

Komentar

VIEWERS

Postingan Populer