BRCH (25) : Gara-gara Ahmad Wahib
Rabu, 25 April 2018
Saya sepakat bahwa ide itu mahal, dan oleh sebab itu,
menjadi penting untuk diabadikan. Adapun diantara cara terbaik ialah
menuliskannya. Begitu kira-kira saya pernah belajar dari teman saya.
Dulu gara-gara buku “Pergolakan Pemikiran Islam” Ahmad
Wahib, saya menjadi terpengaruh untuk berfikir bebas. Secara tidak sadar jalan
pikir saya mengekor pada Skeptisme Rene Descartes sebagaimana ditiru Wahib.
Salah satu prakteknya ialah selalu meragukan setiap kebenaran sampai tidak lagi
ada ragu. Inilah yang saya terapkan dalam pelajaran Aqidah sehingga perdebatan
teologis sering terjadi bahkan dengan guru saya. Tentu saja ini berbahaya.
Namun poin positifnya ialah banyak ruang diskusi semakin menarik dijelajahi.
Rupanya hal ini masih terbawa sampai sekarang. Dalam
mempelajari Nahwu, cara berfikir skeptis ternyata menarik. Kita harus
menyangsikan setiap kebenaran dari sebuah jawaban kemungkinan. Tidak begitu
saja membenarkan jawaban guru atau teman melainkan terus meragukan dengan
mempertanyakan. Sikap terus mempertanyakan inilah yang membuka semakin banyak
dialog, sehingga yang semestinya tersurat tidak lagi tersirat.
Komentar
Posting Komentar