Aku dan Poligami

"Namun, bukan itu surga yang aku rindukan"

Begitukan, bunyi kutipan novel 'surga yang tak dirindukan' karya Asma Nadia. Sebuah karangan tentang poligami. Menceritakan tentang pelik dan susahnya menjalani kehidupan berpoligami. 

Sebenarnya aku sedikitpun tak tertarik mengupas masalah poligami. Pun juga tak ada niatan untuk mengamalkanya belasan tahun kedepan. Namun, perjumpaan itu tiba. Datang mengusik kerangka berpikirku. Menari-nari indah dalam bayangan masa depanku. Ya, sejak saat itu mulai terbersit dalam pikirku untuk mengamalkan poligami. Haha anehkan, tapi murni buah pemikiran ini wkwk

Siapa gerangan yang kujumpa tidaklah penting, sebab yang aku jumpai adalah jelmaannya saja. Pagi itu, aku menemukanya di rak buku lantai dasar Khalifah Model School. Buku itu berjudul "Travelog Minda Tajid" dengan penulis hebat Malaysia, Mohd Asri Zainul Abidin. 

Bukan buku biasa memang, pertamakali membaca membuatku begitu saja jatuh cinta dengan manuver penanya. Bahasa Melayunya mendayu-dayu indah mendeskripsikan pemikirannya. Buku itu menjelaskan tentang pemikiran dan kisah perjalanan seorang Mufti di Perlis dalam lawatanya ke Negara-negara barat. 2 hari tamat aku membacanya. Dalam salah satu bab yang berjudul "Poligami : Pro Islam atau Barat?" itulah, aku terhenyak beberapa saat dan mulai tertarik mengupasnya semakin dalam.

Sepertinya tulisan ini bakal panjang, tapi lanjutin jhaa, banyak baca tambah kece kok hehe

Poligami adalah perbuatan seorang laki2 atau perempuan memiliki pasangan sah lebih dari satu. Jika tindakan itu dilakukan seorang laki-laki ia disebut poligini. Dan bila seorang istri punya lebih dari satu suami ia disebut poliandri. Maka selama ini kita terlalu menyempitkan makna poligami. Ia seakan hanya berarti bilamana seorang lelaki memiliki istri lebih dari satu.

Dalam islam poligini dibolehkan dengan had atau bersyarat, sedang tindakan poliandri mutlak tak diperbolehkan. Hmm

Tapi ya berhubung, makna yang mafhum ditelinga kita adalah seperti itu, maka makna poligami dibawah nanti adalah "poligini" dalam makna sesungguhnya.

Sebagaimana kita tahu, poligami adalah syariat islam. Nabi Muhammad SAW sebagai rasul mengamalkannya. Tapi hal yang harus digaris bawahi adalah, apa yang dilakukan oleh rasul tentu memiliki tujuan tertentu yang dibenarkan oleh syariat.

Dalam perkembangannya, menurut analisa rendahanku, syariat poligami sering dicederai oleh 2 hal :

Pertama, oleh umat muslim sendiri. Banyak yang menganggap poligami adalah sunnah yang dituntunkan rasul. Mereka yang telah berpoligami dengan bangganya memamerkan telah menjalankan apa yang dituntunkan rasul. Dan lebih parahnya lagi, tindakan poligami mereka adalah berdasarkan hawa nafsu semata. Mereka lupa atau bahkan tak tau bahwa dahulu nabi berpoligami sebab alasan syiar dakwah islam, nabi tidak ingin banyak janda muslimah bersedih sebab kematian suaminya dalam perang, dan lain halnya lagi. Sehingga yang terjadi adalah kehidupan rumah tangga yang susah.

 Oleh karenanya, poligami mensyaratkan bagi pelakunya untuk berlaku adil(QS : 4 : 3). kalau takut tak adil, satu lebih baik. Dan ketika orang berpoligami atas dasar nafsu, tanpa mempertimbangkan kualitas keadilanya, yang terjadi hanyalah rumah tangga yang kacau. Suami tak bisa membagi waktu, istri selalu menahan cemburu,  pekerjaan terbengkalai tak tentu, dan walhasil, syariat adanya poligami nampak buruk. Dicederai oleh kedunguan umat islam sendiri. Padahal yang buruk bukanlah poligaminya, tetapi pelakunya yang tidak memenuhi syarat.

Kedua, pemojokan dari luar. Pensyariatan poligami yang lekat dengan agama islam banyak mendapat tentangan dari luar. Baik umat non muslim yang benci islam, maupun dari dalam diri islam sendiri macam islam ilberal(yg sebenarnya cukup ironi saya katakan dia muslim). Poligami dikatakan dengan merendahkan martabat perempuan. Islam adalah agama pemuja seks, tak menghargai harga diri perempuan atau apalah, yang semuanya, bertujuan untuk merendahkan agama islam.

Adanya kedua hal diatas menurut pemikiran pendekku, berandil besar dalam mencederai syariat poligami. Lebih luasnya, mencederai islam.

Kalau berbicara tentang ahkamul khomsah yang ada lima : wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Maka poligami termasuk sesuatu hal yang mubah atau boleh. Maka salah menurutku kalau poligami adalah sunnah, yang mana dianjurkan bagi kita untuk mengerjakannya. Sebab poligami adalah opsional. Sebuah pilihan bagi kita.

Asas pernikahan dalam islam adalah monogami. Dalam video dzakir naik yang kutonton di Youtube(no wi-fi ya, banyak kuota) tentang poligami, beliau memaparkan bahwa hanya Al-qur'an sajalah satu-satunya kitab suci di dunia yang mengajarkan pernikahan monogami. Selain itu, ajaran kitab kitab agama lain menunjukan bahwa dahulu para nabi2 yang diagungkan agama tersebut juga melakukan praktek poligami, solomon lah, abraham, pun juga dewa krisna. 

Kristiani mungkin telah membolehkan hanya kawin dengan satu saja, tapi itupun hasil rubahan tangan tangan manusia gereja belakangan ini. Bukan murni dari kitab bible mereka. Pun dengan ajaran agama lain yang saat ini melarang berpoligami, maka sejatinya mereka mengingkari kitab suci mereka sendiri. 

Poligami berimplikasi kepada kecemburuan istri yang dipoligami, khususnya istri pertama. Naluri perempuan berbicara, mana ada perempuan yang mau di madu wkwkw yakan bos haha. Ya kecuali bagi yang kuat, sebab dibalik kuatnya pun ia tetap menahan perih dipoligami hmm

Baik, detiki ini, mari telaah sedikit ulasan pemikiranku.

Poligami ialah obat. Ia ada untuk seseorang yang "berpenyakit" dan tidak perlu bagi seorang yang tiada bermasalah.

Aku belum tahu menahu, bagaimana dan siapa calon pendampingku, kalian juga kelak yakan.  But, bukankah ngga mustahil ada kemungkinan kita tidak bisa memiliki keturunan? Kalau sudah demikian, tak elok rasanya kita sudahi hubungan dengan pendamping kita begitu saja. Maka poligami hadir sebagai obat, agar naluri berketurunan tetap kesampaian hoho

Seorang istri boleh minta fasakh bila ternyata sang suami memiliki ketidakmampuan seks. Tapi tidak wajar kan ya bagi suami meninggalkan sang istri dengan sebab memiliki ketidakmampuan seks saja gitu, maka poligami hadir sebagai obat, demi supaya naluri suami tetap diraikan.

Ada juga kan, seorang suami yang memiliki kehendak seksual yang 'tinggi' dan disaat yang sama istri tak selalu bisa mememenuhinya. Sekali lagi, poligami hadir sebagai obat. Ia selamatkan suami dari jalan kenistaan.

Itu tadi diantara beberapa dari banyak penyakit yang barangkali dapat diobati dengan poligami. Yang jelas ada semacam syarat yang mendesak, gitu sih kurang lebih aku nangkap dari tulisan keceh Ustad Mohd Asri Zainul Abidin.

Nanti dulu, aku sempat berpikir, ketika poligami adlah salah satu syariat islam, dan ketika syariat islam telah dicederai oleh pihak lain atau bahkan umat islam sendiri, dan maka ketika itupula islam terlukis bagai agama yang jauh dari kasih sayang. Tokoh Aa gym, penceramah terkenal itu saja, imejnya jadi down hanya gegara poligami. Banyak yang tidak simpatik padanya. Kan yo pie gitu kan. Juga seperti film "Surga yang tak dirindukan" yang mana malah menggambarkan betapa peliknya kehidupan berpoligami, menimbulkan kesan bahwa syariat poligami itu tak relevan atau bahkan jauh dari baik.

Ujung2 nya, islam lagi yang kena. Akan ramai orang berpemikiran sama dengan macam orientalis barat. Bahwa, syariat islam ini tidak baik dan merendahkan martabat perempuan. Complicated kan nek udah gini?

Maka demi bila supaya tak ada lagi pemikiran seperti itu, dibutuhkan bukti konkrit yang dapat menepis semua kesan buruk itu.

"Bagaimana bila poligami dilakukan oleh orang yang sejatinya dia tiada terkena penyakit?" Pikirku saat itu.

Aku berharap dan semoga memang aku tidak sakit sehingga membutuhkan poligami sebagai "obat". Tapi aku berpikir bagaiamana bila aku, ya, aku berpoligami justru sebagai obat bagi orang lain. Menyembuhkan berbagai "penyakit" kesalah pemahaman orang terhadap syariat poligami. Menunjukan kepada hal layak ramai, bahwa "ini loh ada contohnya kehidupan poligami yang baik, bahkan bisa jadi percontohan". Sebab, kita juga hanya akan tertunduk lusuh manakala kalangan islam liberal meminta bukti nyata dari kehidupan poligami yang sukses gitu.

Dan yang bakal dipoligami nanti sudah ada persetujuan sejak awal, ente dinikahin sebab dakwah. Sudah bersedia untuk dipoligami. Ya setidaknya sudah lebih siap dan kuat untuk menahan mbatin hmm. Baik lagi kalau bersedia pula punya misi dakwah yang sama, kan asikkk wkwkwkw

Ngga tau juga sih jane, udah banyak belum figur yang sukses dan boleh jadi contoh dalam berpoligami di indon dewasa ini. Mangkanya mesti nambah kayaknya haha

Ya memang aku berlagak sok mampu bakal sukses berpoligami, ketok e menggampangkan gitu kan. Dalam kalamullah pun telah disampaikan, bahwa "mustahil kalian akan berlaku adil diantara istri-istrimu.." (An-Nisa : 129) . Tapi berusaha juga toh tidak salah, dan setelah semua berproses dan bahkan berhasil maka pemaknaan poligami kini ialah sebagai dakwah. Jalan dakwah yang terjal dan butuh perjuangan untuk melaluinya wkwk

Terakhir, thats all hanya bagian dari fantasi berpikirku. Aku tidak mengatakan memilih berpoligami esok kelak, pun juga belum tentu memilihi monogami. Sebab memilih poligami adalah mengambil resiko besar. Bila berhasil akan mendapat keutamaan lebih, namun bila gagal nerakalah yang menanti hmm.  Dalam hal ini, biarlah mengalir saja seiring semakin berkembangnya pengetahuan manusia. Terbuka dengan segala kemungkinan.

Toh kita boleh kan meng-ayal ayal, dan untuk tindakan, lihat saja besok hoho



17 Juni 2016,
Dalam dekapan embun pagi kota Sepang.





Komentar

  1. Too comllicated ya dan haha lanjutka mengasah pena biar semakin runcing 😇😆

    BalasHapus
  2. Karya tulis yang bagus dan cukup dalam di rasakan.uraian kalimatnya sangat friendly dan sederhana jadi mudah bgt buat memahaminya..good job..lanjutkan dan!

    BalasHapus
  3. Karya tulis yang bagus dan cukup dalam di rasakan.uraian kalimatnya sangat friendly dan sederhana jadi mudah bgt buat memahaminya..good job..lanjutkan dan!

    BalasHapus
  4. Hmmm... Tad, poligami itu bermain perasaan pasangannya, sekalipun itu obat, mereka tentu juga buat penyakit baru di hati. Kalo berniat (kalo doang), bayangkan apa kamu tega bunda mu di poligami ayahmu?. Kalo tega, ya, berarti kamu kuat, silahkan dilanjutkan.

    BalasHapus

Posting Komentar

VIEWERS

Postingan Populer