Menulislah, kawan

Wahai kalian jiwa-jiwa yang berada dalam genggamanNya, tidakkah kalian memperhatikan saat semburat merah mulai perlahan sirna, ketika makhluk berpundi-pundi udara bertebaran di langit lantaran ingin kembali ke rumahnya, dan tatkala dinginya udara mulai menerpa tubuh manusia menggantikan hangatnya cuaca di kala itu. Ya, itulah senja. Tak jarang pula senja menghadirkan sebuah kisah, meninggalkan kenangan. Betapa wonderful nya indah natural senja bagi beberapa manusia, tak terkecuali bagiku, makhluk hina yang rapuh. Atau mungkin bagi kalian juga? Ah, aku tak tahu. Tanyakan saja pada diri kalian sendiri...

Sudahlah tak perlu diperjelas lagi, itu hanyalah satu keping dari berbagai kepingan perasaan yang coba dibahasakan dalam tulisan. Tak peduli masih abal-abal, masih berantakan. Yang menjadi keyakinanku, bukankah angka 1000 bermula dari angka satu? 

Tidak sedikit orang yang sudah jatuh cinta menulis, tidak segelintir pula orang yang mencoba jatuh cinta menulis. Yang jelas, jangan sampai ada sikap benci menulis hinggap pada diri kalian. Tidak tertarik pun juga demikian, jangan biarkan! Minimal belum tertarik dengan kesadaran dan kemafhuman bahwa menulis itu penting.

Apa manfaatnya, tentu banyak. Mungkin kalau dijelaskan, bukan hal mustahil beribu kata tak habis untuk membuktikanya. Namun demikian, aku masihlah amatir dalam dunia tulis-menulis ini. Belum levelnya, menulis hingga puluhan lembar. Tapi suatu saat aku yakin, tak ada gunung yang tak bisa didaki. Asal ada kemauan disitu ada jalan. Seorang bermental winner melihat peluang kesempatan dalam sebuah tantangan, bukan hanya beralasan tanda tak berkecakapan.

Yang jelas melalui corat-coret ini, aku ingin berpesan kepada kalian. Kepada pelajar yang ‘katanya’ sebagai pilar bangsa. Kepada jiwa muda yang ‘katanya’ kelak sebagai pelurus bangsa, dan kepada dunia semesta, bahwa : JANGAN SAMPAI BENCI MENULIS, CINTAILAH MENULIS, DAN MULAILAH MENULIS! SEKARNG, ATAU TIDAK SAMA SEKALI!      


Komentar

VIEWERS

Postingan Populer