Kepingan Indah Pena Jostein Gaarder
Sifat manusia ditandai dengan kemampuan memandang secara horizontal terus menerus. Kita senantiasa menjelajah dengan pandangan kita dan mencari berbagai kemungkinan bahaya atau peluang. Dengan begitulah kita secara alami dapat mempertahankan diri dan orang yang kita sayangi. Tapi, kita tidak memiliki kemampuan alamiah yang sama untuk melindungi generasi sesudah kita, apalagi untuk melindungi spesies lain diluar spesies kita sendiri.
Telah tertanam dalam sifat kita sebagai makhluk hidup untuk lebih mementingkan gen kita sendiri. Namun, kita tidak memilik kecenderungan yang sama untuk melindungi gen kita sendiri dalam empat atau delapan generasi. Ini adalah sesuatu yang kita harus pelajari. Ini harus kita pelajari seperti ketika kita harus mencerna seluruh bangunan hak asasi manusia.
Sejak spesies kita muncul di Afrika, kita telah melakukan pertempuran sengit untuk mempertahankan agar ranting-ranting kita tidak terpotong dari pohon evolusi. Dan pertempuran itu telah dimenangkan, kita masih disini hari ini. Tapi, manusia sebagai spesies telah sedemikian berhasil hingga kita mengancam sumber penghidupan kita sendiri. Kita telah begitu berhasil sampai-sampai kita mengancam sumber penghidupan seluruh spesies lain.
Sebagai primata yang suka bermain-main, inventif, dan berlebihan, kita mudah sekali lupa bahwa pada dasarnya kita adalah bagian dari alam. Namun, apakah kita begitu sukanya bermain-main dan menghamburkan sesuatu hingga permainan itu lebih didahulukan ketimbang tanggung jawab kita atas masa depan planet ini?
(Jostein Gaarder, dalam "Dunia Anna")
Telah tertanam dalam sifat kita sebagai makhluk hidup untuk lebih mementingkan gen kita sendiri. Namun, kita tidak memilik kecenderungan yang sama untuk melindungi gen kita sendiri dalam empat atau delapan generasi. Ini adalah sesuatu yang kita harus pelajari. Ini harus kita pelajari seperti ketika kita harus mencerna seluruh bangunan hak asasi manusia.
Sejak spesies kita muncul di Afrika, kita telah melakukan pertempuran sengit untuk mempertahankan agar ranting-ranting kita tidak terpotong dari pohon evolusi. Dan pertempuran itu telah dimenangkan, kita masih disini hari ini. Tapi, manusia sebagai spesies telah sedemikian berhasil hingga kita mengancam sumber penghidupan kita sendiri. Kita telah begitu berhasil sampai-sampai kita mengancam sumber penghidupan seluruh spesies lain.
Sebagai primata yang suka bermain-main, inventif, dan berlebihan, kita mudah sekali lupa bahwa pada dasarnya kita adalah bagian dari alam. Namun, apakah kita begitu sukanya bermain-main dan menghamburkan sesuatu hingga permainan itu lebih didahulukan ketimbang tanggung jawab kita atas masa depan planet ini?
(Jostein Gaarder, dalam "Dunia Anna")
Komentar
Posting Komentar