Menuliskan Kembali Resolusi



Gara-gara baca tweet Mbak Laila menjelang tahun baru kemaren, tentang teman-temannya yang rela datang ke rumah demi merancang resolusi tahun baru, saya akhirnya terpengaruh juga. Merasa perlu kembali memetakan resolusi, dan tidak cukup sampai di situ, juga harus mencari lingkaran yang mampu membantu mewujudkan resolusi-resolusi tersebut. 

Awal-awal di Mesir dulu, ketika idealisme saya masih berapi-api, berbagai resolusi saya tuliskan dalam kertas karton besar. Tentang target dan mimpi-mimpi selama menapaki perjalanan di Bumi para Nabi ini. Khas semangat maba yang masih hijau dan menggebu, kertas itu saya tempel di dinding dekat meja belajar, sebagai pengingat dan penguat agar lebih serius dalam belajar. 

Mungkin resolusi yang tertulis saat itu sebagian telah terwujud dan sebagian lainnya tidak. Lebih tepatnya, tidak jadi diwujudkan. Bukan karena tidak mampu, namun perjalanan dan pertemuan dengan banyak orang cukup membuka mata saya tentang apa saja yang sebetulnya harus dicari dan diprioritaskan. Dunia organisasi dan buku-buku pemikiran filsafat atau politik, sesuatu yang dulu pernah saya minati, ialah diantara hal yang harus saya tinggalkan dulu. Ya tidak ditinggalkan juga sih, dikesampingkan dulu lah.

Sampai satu tahun perjalanan di Mesir, kertas itu masih cukup berpengaruh sebagai charger semangat ketika lelah atau pegangan saat kehilangan arah. Pada fase berikutnya, entah kenapa, kertas itu tidak lagi cukup berarti. Bahkan tidak ada lagi resolusi-resolusi rutin tiap awal tahun maupun setiap ulang tahun. Semua berjalan mengalir saja, tidak terlalu muluk-muluk berharap ini itu sampai harus dituliskan. Kurang lebih dua tahun berjalan seperti itu. 

Kalau boleh jujur, ada semacam perasaan hampa menjalani hidup terlalu mengalir. Seperti kurang bergairah untuk mencapai ini itu. Tidak juga memiliki pemberat atau tuntutan harus melakukan ini itu. Mungkin beberapa target atau keinginan yang sekilas lewat sempat terazamkan, namun ya begitu, karena tidak dituliskan atau diikat dengan komitmen, jatuhnya ketika sedang malas atau tidak bergairah, ya ditinggal saja. Kan parah. 

Berangkat dari situ, saya berfikir sepertinya merancang dan menuliskan kembali resolusi di awal tahun seperti ini bisa jadi sebuah solusi. Setidaknya untuk membangkitkan gairah dan semangat. Namun saya sadar itu saja tidak cukup. Butuh pengikat dan pemberat agar bisa komitmen serius mewujudkannya. Kalau tidak, nasibnya mungkin tidak jauh berbeda dengan keinginan-keinginan sekilas yang sudah dimulai namun seringkali tidak selesai. 

Di sini, saya melihat agaknya apa yang dilakukan Mbak Laila dengan lingkaran pertemanannya di atas cukup menarik. Setidaknya ini cukup mengilhami saya untuk melakukan hal serupa: menciptakan lingkaran pertemanan seperti itu. 

Singkat cerita, saya sampaikan ide itu kepada dua teman dekat saya yang kira-kira cukup potensial untuk diajak melangkah bersama. Satu orang sangat menonjol dalam Alquran dan satu lagi dalam akademis. Keduanya cukup ambis lah sehingga bisa diharapkan memicu semangat saya yang masih naik turun. 

Untungnya mereka setuju. Akhirnya kita sepakat untuk berkumpul dan membahas sekaligus mempresentasikan rancangan resolusi masing-masing di tahun 2021 ini. 

Teknisnya cukup sederhana. Masing-masing dari kita akan menuliskan target dan mimpi selama tahun 2021 dalam sebuah kertas, lalu mempersilahkan yang lain untuk membaca. Setelah itu, setiap dari kita berhasil mewujudkan satu dari resolusi-resolusi itu, akan melaporkan dalam grup sebagai motivasi untuk yang lain juga. Bahkan boleh jadi ada semacam perayaan kecil berbentuk traktiran makan misalnya sebagai apresiasi. Ngobrol rutin bulanan juga diagendakan sambil evaluasi pencapaian-pencapaian. Selebihnya, mungkin masih sambil berjalan dan meraba-raba karena masih di awal. 

Ini semua tidak lain hanyalah sebuah upaya membentuk lingkaran yang suportif dan kompetitif sekaligus. Harapannya, selain bisa saling suport sama lain, kita sendiri mampu terpacu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Semoga Allah meridhoi segala langkah kita. 

Abbas el Akkad, 

12 Januari 2021. 

Komentar

VIEWERS

Postingan Populer